Sabtu, 15 Juli 2017

ANALISIS VIDEO

Analisis Video

Video  1

Video pertama, memuat tentang kreatifitas  seni.  Kreatifitas adalah hal yang menarik yang disukai oleh kebanyakan orang.  Kreatifitas adalah  kemampuan  seseorang untuk  menciptakan  sesuatu  yang baru, baik  berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun  kombinasi dengan  hal-hal  yang  sudah ada, dan semuanya relatife berbeda  dengan yang sudah ada sebelumnya. Kreatifitas  juga  dapat diartikan sebagai  upaya untuk melakukan aktifitas baru dan mengagumkan. Seni  adalah  proses  ciptaan dan ekspresi  dari  manusia  yang melibatkan  keterampilan, imajinasi atau  teknis.

Dalam video ini, kita akan menganalisis video tentang keunikan karya seni yang sudah kita lihat adalah kreatifitas seni  tari  dan seni suara  (nyanyian), dengan menggunakan Lagu Jawa, yang menunjukkan kreatifitas  yang unik, menarik, dan menghibur orang  yang dapat melihat. Secara harfiah seni  tari adalah proses  penciptaan yang didasari oleh  rasa dan karsa yang berupa gerakan tubuh berirama dan diiringi oleh musik. Video kali  ini, mempunyai   keunikan  ter sendiri karena  mempunyai  ciri  khas yang sangat menarik. Dapat kita amati peran video tersebut yaitu ada 3, yang 1 adalah manusia , yang 2 adalah boneka sebagai temannya yang mirip dengan manusia . Penempatan Menggunakan pakaian kerja bangunan atau kontraktor yang sederhana.  Alat yang digunakan hanya memakai tongkat yang terhubung antara tongkat yang satu dan yang lain, peran utama posisi ditengah,untuk meng ontrol dan mengendalikan gerakan tangan dan gerakan kaki yang kompak, sehingga gerakan tersebut menjadi  menarik, unik dan pastinya seirama.

Dengan demikian, kreatifitas yang sederhana  tersebut mempunyai ide, keunikan, dan bakat. Ternyata kreatifitas tersebut membuat  banyak orang tertarik bahkan terhibur dengan tertawa, ada juga yang merekam video tersebut.  saat melihat kreatifitasnya  dengan gaya  keunikan tersebut. Berkreatifitas kita tidak perlu yang mahal, mewah dan dengan panggung megah tetapi bisa menggunakan media yang sederha, sesuai kreatifitas kita: menggunakan bakat dan ide kreatif, dan inovatif, agar dapat menarik perhatian orang yang melihatnya.

            Dapat kita ambil inti dari lagu tersebut. Yang  berpesan kepada kita dengan syair lagu untuk selalu mengingat dan mngaplikasikan dalam kehidupan nyata untuk kekal abadi kita diakhirat :

Dadi wong iku ojo rumongso biso tapi sing biso rumongso,

Ojo ngece karo wong sing ora duwe, jalaran kito ibarate mampir neng dunyo,

Urip nang dunyo kudune sugih andhap anshor,

Dadio wong sing becik lan apik kebecikane,

Manuto marang wong tuo sing wis ngurusi barang kecepit atau angel

Dapat kita tahu bahwa dalam lagu tersebut yang intinya adalah untuk selalu mengingat kehidupan dunia yang hanya sementara, hidup seperti roda berputar. Ibaratkan kita menanam pohon  buah ketika buah tersebut kita rawat dengan  baik pasti akan membuahkan hasil  yang maksimal sesuai harapan, kita didunia hanya numpang  untuk sementara, jadi kita harus tanamkan dalam diri kita, hidup hanya sekali, kita hidup harus berarti dalam diri kita sendiri maupun orang lain, untuk kekal hidup diakhirat nanti. 

Video 2

Video yang kedua, adalah video tentang kegiatan belajar mengajar dikelas yaitu guru (pendidik) yang menanyakan cita-cita kepada semua muridnya, dan guru membolehkan bercita-cita apaun. Contohnya dalam video tersebut guru bertanya kepada muridnya tentang cita-cita, ada yang menjawab “menjadi burung, menjadi kelinci putih, dan ada juga yang menjadi smartphone”.

Ketika guru tersebut bertanya kepada muridnya yang bernama Toppa, yang sibuk sendiri menulis, saat  guru bertanya  kepada toppa” Hey, Toppa dari tadi sibuk menulis, apa cita-cita kamu? Lalu menjawab, bercita-cita menjadi smartphone, guru itu terdiam dan membisu mendengar cerita anak tersebut, dirinya menjadi “smartphone” karena orang tua saya menyukai smartphone, dia selalu membawa smartphone bersamanya, tetapi tidak pernah membawa saya bersamanya, ibu saya menerima telpon secepat mungkin ketika berdering, tapi ibu saya tidak tidak datang kepada saya, bahkan ketika, ayah saya bermain game dengan smartphonenya ayah saya selalu memegang smartphone, jika ibu saya untuk bermain dengan saya, dia berteriak kepada saya berkata” apa kamu tidak melihat saya seadang mengobrol ditelephone, ayah saya tidur dengan smartphone berada disampingnya, tapi ayah saya tidak pernah tidur meluk saya, ibu saya selalu mencharger smartphone, tapi terkadang ibu saya lupa memberi makan, cita-cita saya menjadi smartphone dan selalu disamping ibu dan ayah. Jadi itu adalah alasan toppa bercita-cita sebagai smartphone agar selalu disamping ibu dan ayah.

Dengan demikian, adanya kemajuan IPTEK seperti video diatas adalah smartphone, orang tua yang peduli terhadap amartphone ketimbang dengan anaknya sendiri, lupa dengan tugas dan kewajiban, yang mana tanggung jawab orang tua adalah mendidik dan merawat. Maka dari itu sebagai orang tua harus menggunakan hp sesuai porsinya. pendidikan utama adalah keluarga,, tanggung jawab pada seorang anak itu adalah orang tua. Ketika orang tua mendidik anak dengan cara yang seperti itu tidak peduli, kurang memperhatikan anak terhadapat penididikannya. Maka anak merasa tidak diperhatikan dirumah, akan tumbuh kembang yang tidak diinginkan. Maka dari itu sebagai orangtua harus mendidik anak dengan memperhatikan dan kasih sayang, apa lagi seorang ibu peran utama dalam mendidik dan merawat, orang tua juga harus  mendidik dari segi kognitif, afektif, psikomotorik.

Dapat disimpulkan bahwa anak merupakan anugerah yang diberikan Allah pada para orang tuanya. Kehadiran anak tersebut adalah berita baik (Maryam: 7), anak juga menjadi hiburan karena mengenakan pandangan mata (Al-furqon: 74), dan perhiasan hidup didunia (Al-kahfi: 46), anak juga sebagai bukti kebesaran dan kasih sayang Allah, pelanjut, penerus dan pewaris orang tua, tetapi juga sekaligus ujian (At-thagabun: 15). Anak adalah anugerah terindah sekaligus amanah (titipan) yang Allah berikan kepada orang tua. Oleh karena itu, sebagai orang tua hendaknya memeperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak-anaknya, agar mereka tumbuh baik jasmani maupun rohani, dan mempunyai akhlakul karimah serta mempunyai intelegensi yang tinggi.

Jumat, 02 Juni 2017

Cerpen

                          Rumahku Surgaku

Pagi yang indah...
          Udara pagi yang selalu menyapa dan sang surya yang selalu menyambut kehangatan pagi hari yang selalu terlihat di balik jendela kaca kamarku.
         Melihat jam dinding menunjukan waktu pukul 06.00. Tentu saja aku sangat terburu-buru untuk berangkat ke sekolah, jam 06.00 seharusnya aku sudah berada dijalan tapi kali ini harus memulai untuk persiapan. Dengan terburu-burunya aku tidak melaksanakan ibadahku di waktu pukul 04.30, aku cukup mandi dengan tiga gayung saja sudah cukup untuk membasuh muka dan menyikat gigi, tentu anggota tubuh tidak basah kecuali muka saja karena muka yang terutama. Selagi masih di kamar mandi kakak keduaku bernama Vivi  meledekku.
Kakak: "makannya dek kalau tidur jangan kemalaman, sudah jam waktunya kamu tidur malah asik-asikan ikut nonton film"
"Itu kan salah kakak nonton film jadi adek ikut-ikutan kakak nonton film, coba kalau kakak nggak nonton film pasti adek nggak telat bangun pagi" "ujar qu dengan nada keras".
"Sudah-sudah jangan bertengkar kalian sama saja sudah pada dewasa bertengkar terus nggak ada yang mau ngalah, seperti anak kecil saja. Lupi sekarang kamu berangkat ke sekolah nanti kamu telat , dan kakak anterin adek ke sekolah" kata ibu dengan nada yang tegas dan perhatian".
"Sudah bu mereka kan sudah dewasa wajar jika mereka bertengkar, nanti juga mereka tahu sendiri"," kata ayah"
( kakak pertamaku hanya duduk dengan kaki di lipat dan kedua tangan di atas lutut tertawa dan melihat ayah, ibu, aku dan kakak keduaku adu mulut). Walau kakak pertama selalu seperti itu tetapi kami tetap sayang padanya.
             Setelah itu aku berangkat ke sekolah di antar jemput sama kakakku. Aku mengikuti pelajaran di sekolah sampai selesai. Jam dinding sudah menunjukan waktu pukul 12.30 waktunya pulang sekolah, aku menunggu kakakku di depan sekolah belum ada tanda-tanda kakakku datang.
            Setelah sepuluh menit kemudian aku melihat dari kejauhan sepeda motor berwarna merah jambu dengan pelindung kepala berwarna biru, sudah ku tebak itu pasti kakakku.
Ayo dek pulang atau mau disini saja jadi satpam " kata kakakku dengan bercanda".
Ketika di jalan kami melihat kakek tua yang kesulitan menyeberang di jalan. Kakakku menyuruhku untuk menuntunnya. Aku tidak bisa membantah perintah kakakku akhirnya aku turun dan membantu kakek menyebrang.           Setelah menyebrangkan aku kembali ke kakakku dan bertanya  "Apa untungnya jika aku menolong kakek tua itu kak?" Kataku ". Jangan seperti itu dek dia sedang kesulitan, ayah dan ibu kan sudah mengajarkan kita untuk saling membantu kepada orang yang membutuhkan. Jangan mengharap imbalan yang kita dapatkan, tapi keikhlasan kita membantu dan tidak boleh mengharap apapun entah itu berupa uang atau yang lain, tetapi jika orang itu memaksa kita untuk menerimanya ya kita terima saja".  Itu pesan ayah dan  ibu dek..
"Ia kak.. maafin adek ya kak?"
"Ia dek , adek nggak salah kok, jika kita salah saling mengingatkan,  ingat selalu pesan ayah dan  ibu ya dek.
            Setelah bercakap-cakap kami melanjutkan perjalanan pulang dengan dengan hati yang senang, bertemu dengan ayah, ibu dan kakakku di rumah rasanya sudah lengkap jika sudah kumpul bersama di rumah. Ketika kita bertengkar ayah dan selalu meleraikan kalau bukan mereka siapa lagi.

Senin, 17 April 2017

Klasifikasi Media Pembelajaran

Klasifikasi Media

KLASIFIKASI MEDIA

            Pada dasarnya media yang banyak digunakan untuk media pembelajaran adalah media komunikasi. Oleh karena itu dalam pembahasan taksonomi ini akan digunakan taksonomi yang dikemukakan oleh  haney dan ulmer (1981). Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam mengklasifikasi. Salah satu cara diantaranya adalah dengan menekankan pada teknik yang digunakan dalam pembuatan tersebut. Sebagai comtoh seperti gambar, fotografi, rekaman audio dan sebagainya.
            Ada pula cara yang dilihat dari cara yang dipergunakan untuk mengirimkan pesan. Contoh, ada penyampaian yang disampaikan melalui siaran televise dan melalui optik. Berbagai bentuk presentasi media yang kita terima, membuat kita sadar bahwa kita menerima informasi dalam bentuk tertentu. Pesan-pesan tersebut dapat berupa cetakan, bunyi, bahan visual, gerakan, atau berbagai kombinasi dalam bentuk informasi.
            Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan(isi atau materi ajar) dari sumber melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui simbul-simbul komunikasi berupa simbul-simbul verbal dan non verbal atau visual, yang selanjutnya di tafsirkan oleh penerima pesan. oleh karena itu, dalam menyampaikan pesan agar lebih dapat diterima oleh peserta didik atau siswa hendaknya menggunakan media pembelajaran, proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif.
Ada beberapa klasifikasi media pembelajaran sebenarny banyak sekali bentuknya, namun diantaranya sebagai berikut:
1.      Media berbasis Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun,jurnal,majalah,dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf dan penggunaan spasi kosong.
Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai populer pada tahun 1960an dengan istilah pembelajaran terprogram yang merupakan materi untuk belajar mandiri.perancang pembelajaran harus berupaya untuk membuat materi dengan media berbasis teks ini menjadi interaktif.beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna,huruf,dan kotak.informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan menggunakan kotak.
2.      Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar.Media visual ini dapat memperlancar pemahaman ( misalnya melalui elaborasi stuktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan.Visua dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif berbasis media visual sebagai berikut
a.       Visual digunakan untuk menekankan informasi saran
b.      Usahan visual itu sederhana
c.       Ulangi sajian visual dan libat siswa
d.      Gunakan gambar untuk melukiskan

3.      Media berbasis Audio-visual  Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya.salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memrlukan persiapan yang banyak, rancangan dan penelitian. Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disintetis kedalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikaitkan. Berikut adalah beberapa petunjuk praktis untuk menulis naskah narasi:
1.      Tulisan singkat,padat dan sederhana
2.      Tulis seperti judul berita
3.      Tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap
4.      Hindari istilah teknis
5.      Tulislah dalam kalimat aktif
6.      Usahakan setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata
Media berbasis komputer
Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda –beda dalam bidang pendidikan dan latihan.komputer ini berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer Managed Instruction. Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar, mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi tahapan pembelajaran.
penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses intruksional sebagai berikut:
1.      Merencanakan,mengatur dan mengorganisasikan
2.      Membuat catatan perkembangan pelajaran
Stimulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan.dengan stimulasi lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata hingga menyerupai dunia nyata.
Berikut adalah beberapa petunjuk untuk perwajahan teks media berbasis komputer:
a.       Layar atau monitor bukanlah halaman
b.      Layar tidak boleh terlalu padat
c.       Pilihlah jenis huruf normal
d.      Gunakan antara tujuh sampai 10 baris
Untuk meningkatkan kemampuan interaksi media berbasis komputer ,saran-saran berikut perlu dipertimbangkan dalam pengembangan media.

Sabtu, 15 April 2017

Analisis Inovasi tekhnologi dengan guru PAI

Analisis Inovasi dengan Guru PAI

          Melihat zaman sekarang ketika menginginkan suatu tempat yang sedikit jauh kita membutuhkan alat kendaraan. Pada dasarnya kendaraan yang kita gunakan pada waktu itu menggunakan alat sederhana yaitu sepeda ontel untuk mencapai tempat tujuan yang kita tuju namun dari tahun ke tahun sepeda ontel mengalami perubahan dan lama kelamaan menjadi sepeda yang menggunakan mesin yang canggih yang bisa disebut dengan sepeda motor. Dari mesinnya yang canggih lajunya lebih cepat dan berbagai bentuk lampu ataupun mdel sepeda motornya jika di kaitkan dengan model pembelajaran PAI , pembelajaran mengunakan LCD proyektor yg mempermudah jalannya pembelajaran dalam kelas  , guru bisa menampilkan gambar ataupun video dengan praktis, siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Guru menjadi mudah dalam mengajar. Dengan adanya model pembelajaran yang bervarian guru menjadi lebih kreativ dalam berkarya dan siswa menjadi termotivasi dengan inovasi-inovasi model pembelajaran yang ada pada zaman sekarang.
            Model pembelajaran tidak kalah dengan adanya inovasi sepeda motor yang baru dan guru juga tak kalah penting karena guru sebagai medi yang utama dalam penyampaian pembelajaran. Oleh sebab itu dengan adanya inovasi yang baru guru semakin mudah dalam mengajar . Kaitannya model motor dengan model pembelajaran yang sekarang, model pembelajaran tidak kalah penting karena sama-sama membantu dan mempermudah guru dalam mengajar dan dengan adannya inovasi -inovasi motor yang baru dengan berbagai model dan bentuk , model pembelajaran juga harus memiliki inovasi- inovasi yang baru yang mampu meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di zaman sekarang dan zaman yang akan datang.

Senin, 03 April 2017

Mengubah lirik lagu

Mengubah  Lirik Lagu

Disini Senang disana Senang

Disini senang disana senang
Dimana-mana hatiku senang
Disini senang disana senang
Dimana-mana hatiku senang
            La la la la la la la
            La la la la la la la
            La la la la la la la
             La la la la.....

Mari Membaca Al-Qur'an

Disini Al-Qur'an disana Al-Qur'an
Dimana-mana ada Al-Qur'an
Disini Al-Qur'an disana Al-Qur'an
Dimana-mana banyak Al-Qur'an
           Ayo semua kawan-kawan
           Bacalalah kitab Al-Qur'an
           Agar hati selalu bahagia
           Dan hati jadi tenang....

Jumat, 31 Maret 2017

Ciri dan Jenis Media Pembelajaran

CIRI DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

CIRI DAN JENIS MEDIA
Ciri media
1.      Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilan menampilkan kembali suatu obejk atua kejadian. Dengan kemampuan ini objek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, di filmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
2.      Kemampuan manipulative, artinya media dapat menampilkan kembali objek atu kejadian dengan berbagai  macam perubahan  (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.
3.      Kemampuan distributive, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali pengujian secara serempak, misalnya siaran tv dan radio.
Jenis  media
a.       Media auditif adalah media yang hanya mengandalakn kemampuan suara saja seperti, radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b.      Media visual adalah media yang hanya mengandalkan  indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak, seperti film bisu, dan film kartun.
c.       Media audiovisual adalah media yang memepunyai unsure suara dan unsure gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Dibagi lagi ke dalam:

-          Audiovisual diam yaitu media yang menampiljkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara dan cetak suara.
-          Audiovisual gerak yaitu media yang dapat menmpilkan unsure suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
Pembagian lain dari media ini adalah:
-          Audiovisual murni yaitu baik unsure suara maupun unsure gambar berasal dari satu sumber seperti film video cassette
-          Audiovisual tidak murni yaitu yang unsure suara dan unsure gambarnya berasal dari unsure yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsure gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsure suaranya bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.

Sumber:
Daryanto, 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Senin, 20 Maret 2017

Fungsi-fungsi Media Pembelajaran

FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN

      Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.[2]

Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
Fungsi atensi,
Fungsi afektif,
Fungsi kognitif,
Fungsi kompensatoris.
1. Fungsi Atensi
           Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
2. Fungsi Afektif
        Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
3. Fungsi Kognitif
      Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4. Fungsi Kompensatoris
      Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.[3]
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
Memotivasi minat atau tindakan,
Menyajikan informasi,
Memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.

         Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.[4]

https://herminegari.wordpress.com/perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-media-pembelajaran

Minggu, 12 Maret 2017

Teori-teori media pembelajaran

Teori-teori Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum dapat diartikan sebagai alat bantu proses belajar mengajar. Peran guru adalah menyediakan, menunjukan membimbing dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja dirancang untuk keperluan belajar, melainkan juga sumber belajaryang telah tersedia. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita pilih dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kita.jika kita lihat perkembangannya, media pada mulanya media hanya di anggap sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu biasanya alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkongkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga dikenal dengan adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA).  Cara belajar dengan  mendengarkan ceramah dari guru  memang merupakan salah satu wujud interaksi tersebut. Belajar bisa menjadi efektif  jika ada tambahan mediapembelajaran. Dalam media pembelajaran terdapat landasan teoritis dalam penggunaan media pembelajaran yaitu:
Tahun 1950
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat abantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyaklur pesan atau informasi belajar.
Tahun 1960-1965
Orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada  saat itu teori tingkah laku (behaviorism Theory) ajaran B. F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini mendorong orang untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajarmengajar.teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. 
Tahun 1975, leve dan uvie
Stimulasi sosial lebih membuahkan hasil belajar baik dalam hukum kausal( sebab akibat) atau mengkorelasi fakta dan konsep.
Contoh: ketika seoranga anak mendengar sesuatu saat sekali maka terlihat atau terdengar kembali dan lama kelamaan anak akan meniru.
Social Scientific Theory
Teori ini berdasarkan kepada pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sifat dasar, cara kerja, dan pengaruh komunikasi massa, dengan sumber observasi objek.
Contoh:
hubungan antara TV dengan perilaku agresif, seorang anak yang sering menonton film, mereka akan lama kelamaan cenderung agresif dan suka meniru perilaku tokoh seperti yang ada di TV.
Pada dasarnya para guru dan ahli audio visual menyambut baik perubahan ini. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dari pengalaman mereka , guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda, sebagian lebih cepat belajar melalui media visual, sebagian melalui media audio, sebagian lebih senang melalui media cetak, yang lain melalui media audio visual, dan sebagainya. Maka dari itu  kita perlu pentingnya mempelajari media pembelajaran beserta teori-teori yang sudah ada agar dalam proses belajar semakin aktif dan kreatif.

Referensi :
Sadiman, Arief S. dkk . 2012.  Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group.