Jumat, 31 Maret 2017

Ciri dan Jenis Media Pembelajaran

CIRI DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

CIRI DAN JENIS MEDIA
Ciri media
1.      Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilan menampilkan kembali suatu obejk atua kejadian. Dengan kemampuan ini objek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, di filmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
2.      Kemampuan manipulative, artinya media dapat menampilkan kembali objek atu kejadian dengan berbagai  macam perubahan  (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.
3.      Kemampuan distributive, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali pengujian secara serempak, misalnya siaran tv dan radio.
Jenis  media
a.       Media auditif adalah media yang hanya mengandalakn kemampuan suara saja seperti, radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b.      Media visual adalah media yang hanya mengandalkan  indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak, seperti film bisu, dan film kartun.
c.       Media audiovisual adalah media yang memepunyai unsure suara dan unsure gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Dibagi lagi ke dalam:

-          Audiovisual diam yaitu media yang menampiljkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara dan cetak suara.
-          Audiovisual gerak yaitu media yang dapat menmpilkan unsure suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
Pembagian lain dari media ini adalah:
-          Audiovisual murni yaitu baik unsure suara maupun unsure gambar berasal dari satu sumber seperti film video cassette
-          Audiovisual tidak murni yaitu yang unsure suara dan unsure gambarnya berasal dari unsure yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsure gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsure suaranya bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.

Sumber:
Daryanto, 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Senin, 20 Maret 2017

Fungsi-fungsi Media Pembelajaran

FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN

      Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.[2]

Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
Fungsi atensi,
Fungsi afektif,
Fungsi kognitif,
Fungsi kompensatoris.
1. Fungsi Atensi
           Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
2. Fungsi Afektif
        Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
3. Fungsi Kognitif
      Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4. Fungsi Kompensatoris
      Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.[3]
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
Memotivasi minat atau tindakan,
Menyajikan informasi,
Memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.

         Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.[4]

https://herminegari.wordpress.com/perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-media-pembelajaran

Minggu, 12 Maret 2017

Teori-teori media pembelajaran

Teori-teori Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum dapat diartikan sebagai alat bantu proses belajar mengajar. Peran guru adalah menyediakan, menunjukan membimbing dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja dirancang untuk keperluan belajar, melainkan juga sumber belajaryang telah tersedia. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita pilih dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kita.jika kita lihat perkembangannya, media pada mulanya media hanya di anggap sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu biasanya alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkongkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga dikenal dengan adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA).  Cara belajar dengan  mendengarkan ceramah dari guru  memang merupakan salah satu wujud interaksi tersebut. Belajar bisa menjadi efektif  jika ada tambahan mediapembelajaran. Dalam media pembelajaran terdapat landasan teoritis dalam penggunaan media pembelajaran yaitu:
Tahun 1950
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat abantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyaklur pesan atau informasi belajar.
Tahun 1960-1965
Orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada  saat itu teori tingkah laku (behaviorism Theory) ajaran B. F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini mendorong orang untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajarmengajar.teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. 
Tahun 1975, leve dan uvie
Stimulasi sosial lebih membuahkan hasil belajar baik dalam hukum kausal( sebab akibat) atau mengkorelasi fakta dan konsep.
Contoh: ketika seoranga anak mendengar sesuatu saat sekali maka terlihat atau terdengar kembali dan lama kelamaan anak akan meniru.
Social Scientific Theory
Teori ini berdasarkan kepada pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sifat dasar, cara kerja, dan pengaruh komunikasi massa, dengan sumber observasi objek.
Contoh:
hubungan antara TV dengan perilaku agresif, seorang anak yang sering menonton film, mereka akan lama kelamaan cenderung agresif dan suka meniru perilaku tokoh seperti yang ada di TV.
Pada dasarnya para guru dan ahli audio visual menyambut baik perubahan ini. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dari pengalaman mereka , guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda, sebagian lebih cepat belajar melalui media visual, sebagian melalui media audio, sebagian lebih senang melalui media cetak, yang lain melalui media audio visual, dan sebagainya. Maka dari itu  kita perlu pentingnya mempelajari media pembelajaran beserta teori-teori yang sudah ada agar dalam proses belajar semakin aktif dan kreatif.

Referensi :
Sadiman, Arief S. dkk . 2012.  Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group.